Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara pernah berkata:
“Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.”
Di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik. Di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide. Dari belakang seorang guru harus memberikan dorongan dan arahan.
.
.
.
Begitu besar peran seorang Guru dalam kehidupan seorang murid. Guru adalah profesi yang mulia dan menjadi faktor yang sangat penting dalam kemajuan suatu bangsa.
Tentu dengan tanggu jawab yang besar tersebut, tidaklah mudah menjadi seorang Guru. Tapi, tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini Profesi Guru masih belum menjadi perhatian utama baik pemerintah dan masyarakat.
Tapi, jika kita hanya menunggu perubahan untuk datang, tanpa menjadi bagian dari perubahan itu sendiri, maka perubahan mungkin tak akan pernah datang. Betul?
Tertarik menjadi bagian dari perubahan pendidikan di Indonesia dengan menjadi Guru?
Sebelum memutuskan pilihan, kenlai lebih dalam tentang Program Studi Pendidikan Guru Mata Pelajaran dengan membaca ulasan ini sampai tuntas.
Semangat!
Berikut adalah daftar Program Studi Sarjana Pendidikan Mata Pelajaran
Pendidikan Teknologi Kejuruan
Pendidikan MIPA
Pendidikan IPS
Ilmu Pendidikan Bahasa
Pendidikan Kesenian
Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (SD, SMP, SMA, SMK)
Pendidikan Guru Agama (SD, SMP, SMA, SMK)
✤ Sumber: SK Dirjen Nomor: 163-DIKTI-Kep-2007
Apapun makanannya bidang studinya, Program Studi di bidang kependidikan pasti akan mendapatkan Mata Kuliah berikut:
Berbagai mata kuliah tersebut diharapkan dapat memberikan kemampuan atau kompetensi sebagai tenaga pendidik yang baik.
Sisanya mahasiswa akan mendapatkan Mata Kuliah terkait bidang studinya masing-masing.
Selain itu, semua Mahasiswa Pendidikan Guru akan berkesempatan memperaktikan ilmu mengajarnya melalui PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) di sekolah selama beberapa bulan, tergantung kebijakan atau kurikulum kampus.
Perlu diketahun bahwa sebenarnya di Indonesia, untuk menjadi guru tidak harus lulusan Sarjana Kependidikan.
Sebagai contoh lulusan Prodi Matematika (aja) juga bisa menjadi Guru Matematika layaknya lulusan Prodi Pendidikan Matematika. Lulusan Teknik Informatika juga bisa menjadi Guru TIK layaknya lulusan Prodi Pendidikan Teknik Informatika.
Cuman, jarang banget kan ada Guru Matematika yang gelarnya S.Si (Sarjana Sains) atau Guru SMK yang gelarnya S.Kom (Sarjana Komputer)
Sebagaimana lulusan non kependidikan juga bisa jadi Guru, begitu juga dengan lulusan kependidikan yang GAK HARUS JADI GURU.
Lulusan Prodi Kependidikan juga memiliki pilihan karier lainnya seperti Dosen (tentu saja harus S2 dulu), Pengajar Kursus, Pengembang Media Pembelajaran, Penulis, Peneliti, Ternak Lele, dan masih banyak lainnya.
Tapi yaaaa, paling cocok emang jadi Guru :)
Rif Anuddin
Q: Apa alasan terbaik untuk menjadi seorang guru?
A:
Ada banyak alasan, setidaknya dari yang rasakan selama menjadi guru lebih dari sepuluh tahun.
✤ Baca selengkapnya di id.quora.com
Mamank Pare
Q: Apa yang menguatkanmu untuk menjadi seorang guru?
A:
Menurut saya ada beberapa hal yg menguatkan saya sebagai guru, antara lain:
Menjadi guru itu adalah panggilan jiwa. Panggilan jiwa untuk terus berbagi pengetahuan kepada setiap orang sesuai dengan kemampuan yg saya miliki.
Guru itu adalah pembelajar, dan saya sangat menyukai belajar untuk menemukan hal-hal baru yang bermanfaat untuk kemanusiaan.
Guru memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menyebarluaskan nilai-nilai kebaikan kepada setiap orang.
Mengenai kesejehteraan, Guru juga manusia. Guru juga punya keluarga yang harus dipenuhi kebutuhan hidupnya. Guru juga butuh Gaji yang layak untuk memenuhi semua itu.
Pemerintah saat ini sudah sangat memperhatikan kesejahteraan guru (Guru PNS), namun untuk Guru yang masih berstatus “Non PNS”, sepertinya pemerintah belum menemukan formula yang tepat untuk memecahkan persoalan ini. walaupun sudah ada rekrutmen PPPK (Pegawai pemerintah dengan Perjanjian Kerja), namun hal ini belum mampu menyentuh semua Guru “Non PNS”.
Sebagai ilustrasi, (Agar Alumni SMA/SMK berprestasi berminat jadi Guru)
Untuk Guru PNS dengan Golongan IIIa, mereka akan mendapatkan gaji pokok sebesar Rp. 2.579.400/bulan ditambah dengan tunjangan sertifikasi 1 x Gaji Pokok, dipotong pajak 5%.
Biasanya juga ada tunjangan dari daerah, ini biasanya bervariasi.
✤ Baca selengkapnya di id.quora.com
Lusi Rahmayani Ahmad
Q: Bagaimana rasanya bekerja sebagai guru? Apa hal yang paling berkesan saat kamu menjadi guru?
A:
Basic saya yang berasal dari Jurusan “Pendidikan” pun terkadang masih membuat saya ogah- ogahan untuk mengajar. Banyak sekali pertimbangan yang men-tidak kan saya untuk tidak menyalurkan ilmu ini.
Mulai dari tawaran pekerjaan lain, gaji yang kecil, cimeeh orang sekitar, hingga mereka mengatakan lebih banyak nanti akan “makan hati” dengan perangai peserta didik.
Sampai suatu saat, Juli 2016 tepatnya awal Tahun Ajaran pada waktu itu, itu adalah moment pertama kali dimana saya mengajar. Pilihan saya jatuh kepada salah satu SMK Swasta di Kota Kelahiran saya, tepatnya SMKIT Zunurain Aqila Zahra kota Madya Dumai Prov. Riau.
Itulah titik balik semua praduga- praduga tersebut terpatahkan.
Saya masih ingat pertama kali moment saya memasuki kelas. Hari senin setelah upacara bendera, saya masuk ke kelas XI, memperkenalkan diri, jujur saya sangat grogi. Namun, karena proses belajar mengajar aktif belum di mulai, setelah perkenalan saya hanya memberi apersepsi dan game ringan untuk mengisi waktu.
Respon peserta didik saat itu benar- benar diluar dugaan saya. Luar biasa, mereka sangat aktif, mereka sangat kooperatif, sangat bersemangat untuk ingin tahu. Mereka sangat jujur dengan kepolosan mereka apapun yang mereka tidak ketahui langsung bertanya kepada saya.
Perserta didik saya yang sebagian besar background pekerjaan orang tua mereka petani (pendodos sawit) dan peternak, kondisi tersebut secara tidak langsung mengarahkan mereka untuk membantu orang tua diluar jam sekolah. Saya sadar bahwa keadaan tersebut menyita waktu belajar mereka.
Saya cukup kaget saat banyak pertanyaan yang mereka ajukan seharusnya umur segini mereka sudah harus tahu. Peran siapa ini? kenapa mereka terlambat tahu? Saya merasa bertanggung jawab atas ini.
Saat perserta didik “TIDAK TAHU” menjadi “TAHU” ada rasanya kesenangan tersendiri, kepuasan bathin, kebanggaan, haru, di dalam hati ini saya benar- benar mendapat penghargaan sebagai seorang guru. Saya hampir menetaskan air mata, Kenapa tidak dari dulu saya mengabdi sebagai seorang guru? Moment itu membuat saya ingin lagi, ingin lagi, ingin mengulang lagi rasa seperti diatas setiap waktu.
Itulah kejadian yang membuat saya mantap memutuskan untuk tetap menjadi seorang pengajar (tapi saya lebih suka disebut seorang PENDIDIK, bukan pengajar). Dengan diberinya kesempatan menjadi Pendidik harapan saya lebih besar lagi agar saya mampu merangkum lebih besar range peserta didik hingga ke pelosok daerah, membuat anak yang “TIDAK TAHU” menjadi “TAHU”.
Semoga bermanfaat.
✤ Baca selengkapnya di id.quora.com
Sebelum benar-benar memustuskan memilih jalan ninja sebagai guru, ada baiknya kamu mempertimbangkan hal-hal berikut:
Ingat-ingat sewaktu sekolah dulu, apakah kamu suka mengajari temanmu, atau malah tidak mempedulikan mereka? Apakah kamu sabar ketika yang kamu ajar susah memahami apa yang kamu sampaikan?
Ilmu pengetahuan terus berkembang, jadi membaca adalah salah satu kegiatan yang pasti akan kami lakukan ketika memilih menekuni profesi guru.
Menjadi guru berarti kamu harus melayani anak-anak dari pagi sampai sore mulai dari senin sampai jumat bahkan mungkin saja sabtu dan minggu. Ini juga menjadi pertimbangan pilihanmu, apakah ingin menjadi guru TK, SD, SMP, atau SMA.
Guru itu digugu dan ditiru. Jangan sampai kamu mencontohkan hal-hal buruk pada muridmu.
Tentu saja masih banyak pertimbangan-pertimbangan lainnya.
Ingatlah kisanak, apapun pilihanmu nanti, ketahuilah bahwa seperti kata Ki Hadjar Dewantara: "pada akhirnya semuanya akan menjadi guru".
#Semuagurusemuamurid.