Apa itu Bidan?
Menurut Ikatan Bidan Indonesia atau yang disingkat IBI, Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.
Bidan memiliki tugas sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memfasilitasi dan memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi.
Tidak hanya mengurusi persalinan, bidan juga memiliki tugas penting dalam memberikan konseling dan pendidikan kesehatan kepada keluarga dan masyarakat.
Mulai dari edukasi kesehatan seksual, alat kontrasepsi, persiapan menjadi orang tua hingga terkait asuhan anak.
.
.
Selanjutnya, mari membahas hal yang lebih menarik, yaitu sistem pendidikan kebidanan di Indonesia.
Dahulu kala, untuk menjadi seorang bidan yang diijinkan membantu persalinan hanya dibutuhkan ijasah Diploma 1. Tapi semenjak tahun 2010, pemerintah mensyaraktan seorang bidan harus lulusan D3 alias Ahli Madya.
Bahkan, ada wacana yang mengatakan bahwa kedepannya untuk menjadi bidan yang memiliki STR (Surat Tanda Registrasi) sebagai syarat untuk dapat membuka praktik kebidanan wajib mengambil pendidikan Profesi.
Tapi masih wacana ~
.
.
Lalu, bagaimana jika wacana tersebut terealisasi?
Berarti lulusan D3 atau D4 harus melanjutkan studinya. Salah satu caranya adalah dengan mengambil jalur ekstensi yaitu melanjutkan pendidikan progam sarjana dan profesi atau melakukan penyetaraan.
Saat ini, pendidikan bidan masih didominasi pendidikan vokasional khususnya D3 yang banyak dibuka oleh akademi kebidanan. Sedangkan untuk Pendidikan S1 apalagi Pendidikan Profesi masih sangat sedikit.
Biarpun saat ini untuk menjadi bidan tidak harus menempuh pendidikan profesi, tapi tak bisa dipungkiri jika pengetahuan dan keterampilan lulusan pendidikan profesi jauh lebih banyak dibanding lulusan pendidikan vokasi.
Jadiii, jika tidak ada kendala terkait waktu dan biaya, kami sarankan untuk langsung mengambil program sarjana kebidanan dan dilanjutkan dengan pendidikan profesi.
.
.
.
Profesi Bidan merupakan profesi yang sangat mulia dan sangat penting bagi kemajuan bangsa.
Sudah sering kita dengar bahwa nasib suatu bangsa ada ditangan generasi penerusnya. Jika generasi tersebut sudah terawat dengan baik sedari dalam kandungan dan selama usia emas, maka niscaya suatu bangsa juga akan maju.
Jika pada akhirnya kamu memilih menjadi bidan, semoga kamu dapat menjalankan profesi yang mulia ini dengan maksimal dan bisa bermanfaat bagi masyarkat luas.
...
Tapi sebelum memutuskan pilihan, kenali lebih dalam lagi tentang Program Studi Kebidanan dengan membaca ulasan ini sampai tuntas!
Semangat!
#1
United Nation for Children Fun (UNICEF) mencatatpada tahun 2015, 62 persen perempuan Indonesia melahirkan dengan bantuan bidan, sedangkan 21 persen melahirkan dengan bantuan dokter. Sementara sisanya yaitu sekitar 17 persen melahirkan tanpa bantuan petugas kesehatan atau dengan bantuan dukun.
"Data nasional mencatat bahwa setiap tahunnya ada sekitar 5.000 orang ibu meninggal ketika melahirkan dan 28.000 bayi meninggal ketika dilahirkan, sehingga dengan adanya program ini diharapkan para bidan memiliki pengetahuan menekan angkat kematian ibu," tuturnya di sela acara yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu.
"Salah satu cara untuk menurunkan AKI (Angka Kematian Anak) di Indonesia adalah dengan persalinan oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan difasilitasi pelayanan yang bagus.Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan secara nasional pada tahun 2013 adalah sebesar 90,88 persen. Cakupan ini terus menerus meningkat dari tahun ke tahun," paparnya.
✤ Sumber: beritasatu.com
#2
Angka Kematian Ibu di Indonesia masih menjadi hal yang perlu dijawab multi disiplin dan profesi dan yang menjadi fokus CoE. Seiring dengan hal tersebut, menurut ‘Rencana Aksi Nasional untuk Kesehatan Ibu 2016-2030 dan Rencana Strategis Kesehatan 2015-2019′, Indonesia masih akan terus mengandalkan tenaga kerja kebidanan untuk menyediakan pelayanan kesehatan ibu, bayi baru lahir dan kesehatan reproduksi kepada penduduknya untuk masa mendatang.
Namun, meskipun jumlahnya sudah besar, ada estimasi yang menyarankan kebutuhan tambahan sekitar 13.000 bidan lagi agar mencapai rekomendasi nasional dan/atau WHO untuk rasio `bidan per penduduk’, seperti yang ditunjukkan dalam Tinjauan Sistem Kesehatan nasional. Diperkirakan bahwa peningkatan jumlah bidan yang dibutuhkan akan dipenuhi melalui program pendidikan yang saat ini disediakan oleh lebih dari 700 sekolah kebidanan yang tersebar di Indonesia.
Sayangnya, sebagian besar sekolah kebidanan saat ini hanya fokus pada memenuhi jumlah lulusan, dengan kurang memberi perhatian pada kualitas dan kompetensi lulusan. Laporan dari BPPSDMK Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa hanya 43% sekolah kebidanan yang terakreditasi.
✤ Sumber: beritajatim.com
#3
Waktu tunggu lulusan lima tahun terakhir untuk memperoleh pekerjaan yang pertama adalah rata-rata 3 bulan. Data ini diperoleh melalui pendataan IKA BUP kepada alumni.
Persentase lulusan lima tahun terakhir yang bekerja pada bidang yang sesuai dengan keahliannya = 69,23%. Hasil ini didapat dari data hasil tracer study secara online Bulan Mei 2017 dengan jumlah 13 responden dan juga melalui data hasil wawancara dengan ketua IKA BUP.
✤ Sumber: fk.unpad.ac.id
Program Pendidikan Bidan di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga terbagi dalam:
Mata Kuliah Semester 1
Mata Kuliah Semester 2
Mata Kuliah Semester 3
Mata Kuliah Semester 4
Mata Kuliah Semester 5
Mata Kuliah Semester 6
Mata Kuliah Semester 7
Mata Ajar Program Profesi Bidan
✤ Sumber: Kurikulum PS Sarjana Kebidanan Universitas Airlangga
Gheaa Oktavia Drupadii
Hai, perlu diinget kuliah kebidanan itu bukan mainmain loh perlu keyakinan hati yang mantapppp jadi kalo hatinya cuma buat iseng atau coba coba mending gausah sayang waktu dan biaya ;)
sukanya kuliah kebidanan itu buat aku sih banyak karna sama aja memperlajari diri sendiri dan membuat kita bangga menjadi perempuan setelah melahirkan, bisa jd orang pertama yg denger denyut jantung janin sebelum ibunya, bisa jd orang yg pertama kali ngeraba mana kepala bayinya atau badannya sebelum ibunya, bisa jadi orang yg pertama kali ngelihat ketika malaikat kecil itu keluar ke dunia dan jadi ibu ibu sebelum waktunya.
Subhanallah bgt rasanya walaupun aku masih mahasiswa tapi rasa tanggung jawab terhadap pasien itu harus udh ada didiri aku, asuhan sayang ibu dan bayi aku paling suka apapun yang terjadi pas ibu itu melahirkan bidan itu harus tetap senyum udh gak jamannya jadi "BIDAN GALAK" dan apapun keadaan bayi yang bidan tolong itu harus tetap jadi rahasia antara bidannya dan keluarganya jadi ngelatih diri juga buat gak banyak ngomongin orang lain (sifat buruknya wanita) banyak bgt sukanya kok.
nah kalo dukanya sih agak sulit ngejelasinnya palingan soal mata kuliah yg ngebosenin krn nama2 kedokteran itu sulit untuk dihafal, terus peraturan patograf yg bikin ngantuk, harus siaga 24jam (ini sih kewajiban tp aku jg kadang suka gak kuat hehe)
tapi aku selalu inget sumpah yg udah aku ucapin jadi lengah sedikit aku nanganin pasien nyawa taruhannya dan reputasi teman sejawat aku sendiri hehehe dukanya disimpen dan diceritain diatas sajadah aja biar hatinya tenang dan terus semangat buat kuliahnya karna banyak juga temen aku yg putus gitu aja ditengah jalan kan sayang bgtbgtbgt hehe
✤ Baca selengkapnya di ask.fm/GheaOdrupadiii
Evita Damayanti
...dulu sih awalnya aku ingin sekali menjadi bidan, motivasi ku menjadi bidan adalah sepele, karene ngeliat tetanggaku yang jadi bidan memiliki banyak pasien dan RB nya yang selalu ramai, tidak lepas dari itu..pasti dy kaya. hahhhahaha..
sudah biasa kita melihat sesuatu yang kita lihat enakk, menyenangkan tapi tertnyata proses untuk menjadi seorang yang sukses seperti itu tidaklah mudah, tidak semudah yang kita lihat.
sekarang aku menjadi mahasiswa D4 Bidan Pendidik di salah satu universitas di Yogyakarta. sekarang aku masih duduk di semester3. yang aku alami saat ini tentu tidaklah mudah.
mulai dari jadwal perkuliahan yang super padat dan tidak sesuai dengan jadwal karena dosen yang suka tiba-tiba SMS "mbak tolong beritahukan teman2, hari ini perkuliahan dengan ibu kosong" nahhh otomatis kita harus mencari jadwal pengganti untuk menggantikan jadwal kuliah yang kosong, tidak hanya perkuliahan pagi siang dan sore, perkuliahan malam pun sudah menjadi hal yang biasa bagi kami.
...
nggak cuma itu, sebelum kita terjun ke lahan praktik kita diwajibkan untuk melaksanakan serangkaian ujian yang buat otak kita muter-muter puyeng, UJIAN OSCA namanya.
ada 10 macam target yang harus kita jalani, mulai dari praktik persalinan normal 58 langkah, praktik memasang kateter, pasang infus, sampai materi ke 10.
dan itu tanpa check list dan harus hafal dan sama sesuai di teori. gimana menurut kalian?? dan itu adalah sudah menjadi makanan kita setiap semester di kebidanan.
...
yang mau masuk kuliah di kebidanan, siapin hati jiwa dan pikiran anda matang2, dan sebaiknya dari hati bukan karena paksaan orang tua..! see you gayss...
✤ Baca selengkapnya di evithadamayanti.blogspot.com
Ummiesarie
tulisan ini pure dari pengalaman ku dengan profesi ini selama 8 tahun ini ya shalihah. Mungkin untuk para teman sejawat yang lain mempunyai pendapat lain,
...
Kadang dulu sempat iri dengan teman seumuran yg kuliah di universitas lainnya. Karna kebidanan sistemnya hanya akademik dan luls setelah 3 tahun, setelah itu kita diharuskan untuk merasakan pahit getirnya dunia kerja disaat tema seumuran masih senang nongkrong di caffe, nonton, atau jalan ke mall, hehehhe........
Kami sudah merasakan pola tidur tidak teratur dari usia muda.
Bekeja shift pagi sore malam, berdebat dengan pasien bahkan tidak akan merasakan nikmatnya dan bebasnya hari libur walaupun hari libur nasional dan hari raya. Tanggal merah da hitam tidak berlaku lagi bagi kami.
Kita juga harus menunjukan empati kepada pasien, mendengarkan keluhan dengan sabar bahkan mendengarkan curhatan tentang rumah tangga padahal membangun rumah tangga sendiri aja belum hehehe (semoga secepatnya).
Kita diharuskan menjadi pendengar yang baik, menanggapi permasalahan mereka yang padahal kita sendiripun belum sama sekali berpengalaman.
3. Tanggung Jawab Besar
Bidan memiliki tanggung jawab yang besar yaitu menelamatkan nyawa ibu & bayi. Terdengar agak berlebihan sih, tapi memang itu adanya.
Kadang Ibu-ibu yang akan melahirkan terkesan panik, bingung, resah, tapi sebagai bidan kita diharuskan untuk menjadi pendamping yang memberikan ketengan bagi si ibu dan keluarganya. Tapi tanpa sepengetahuan mereka kami ini lebih stres 2 kali lipat dibandingkan dengan mereka.
Didepan memang kami tersenyum dan bersikap sesantai mungkin, tapi dalam pikiran kami sudah menerka-nerka apa yang akan bakal terjadi selanjutnya. Karena kami diajarkan jika obstetric itu adalah diagnosa berjalan, artinya kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya dalam proses persalinan.
Dia awal bisa jadi si Ibu normal dan dapat bersalin dengan lancar tapi kita idak akan tau apa penyulit yang akan kita hadapi di pertengahan prosesnya. Jadi kami diharuskan siap dan sigap untuk meghadapi segala penyulit yang nanti bisa terjadi.
Karna terlalu fokus dengan keselamatan ibu & bayi kadang saat bayi lahir sesudah dibersihkan dan dihangatkan, kami sampai lupa apa jenis kelamin si bayi saat orang tua si bayi bertanya bahkan kami memang tidak lihat apa jenis kelaminnya terlebih dahulu karna setelah bayi lahir dan menagis kuat, itulah ukuran pertama kami bahwa bayi tersebut sehat :)
...
✤ Baca selengkapnya di ummisarie.blogspot.com
Lulusan Program Studi Kebidanan akan mempunyai peran diantaranya:
Manager: Lulusan profesi bidan berperan sebagai pengelola layanan kesehatan ibu dan anak, kesehatan reproduksi dan Keluarga Berencana dengan memanfaatkan IPTEKS serta memperhatikan potensi sosial budaya dan sumber daya secara efektif
✤ Sumber: Kebidanan Universitas Airlangga
Prodi Sarjana Kebidanan Akreditasi A:
Prodi Sarjana Kebidanan Akreditasi B:
Prodi Sarjana Kebidanan Akreditasi Baik:
Prodi Sarjana Kebidanan Akreditasi C:
Prodi D-IV Kebidanan Akreditasi A:
Prodi D-IV Kebidanan Akreditasi B:
Prodi D-IV Kebidanan Akreditasi C:
✤ Sumber: banpt.or.id diakses 21 April 2021